Perhatikan Shalatmu Demi Akhiratmu
Setiap amal perbuatan akan kita pertanggung jawabkan, di hadapan Allah yang Maha Rahman. Apa pun yang kita lakukan sejak aqil balig hingga nafas penghabisan, akan dihisab, dan tak kan ada satu pun yang terlewatkan. Inilah yang medorong sahabat Umar bin Khatab ra berpesan: “hasibu anfusakum qabla an tuhasabu”, “hisablah dirimu sekalian sebelum kamu nanti dihisab (pada hari kiamat)”.
Amat sangat penting untuk kita renungkan, dari sekian banyak jenis amal perbuatan, hal pertama yang akan dihisab di hari pembalasan adalah shalat yang merupakan ibadah rutin harian. Mari kita simak sabda Rasulullah SAW:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ. ( رواه الترمذي والنسائي )
“Hal pertama yang akan dihisab di hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?” Demikianlah yang berlaku pada seluruh amal wajibnya.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Masihkah kita berani meremehkan shalat sebagai kewajiban. Ibadah terpenting dalam kehidupan orang beriman. Rukun Islam kedua setelah ikrar kesaksian bahwa Allah sebagai Tuhan yang berhak disembah dan diagungkan serta Nabi Muhammad sebagai utusan. Ibadah yang pensyariatannya melalui peristiwa mi’rajnya Rasulullah SAW ke sidratul muntaha dalam waktu satu malam. Ibadah yang menjadi salah satu ciri utama orang bertakwa manusia pilihan. Ibadah yang baik dan buruknya berdampak pada nasib kita di hari kemudian, memperoleh keberuntungan dan keselamatan atau penyesalan dan kerugian?
Mari kita jaga shalat lima waktu. Kita sempurnakan kekurangannya dengan shalat nafilah penopang shalat fardhu. Sekurang-kurangnya jangan kita tinggalkan 12 raka’at shalat sunnah rawatib pengiring shalat fardhu. Kemudian ditambah shalat sunnah lainnya yang dikaitkan dengan momentum tertentu.
Shalat adalah amal utama yang harus dipelihara oleh diri kita dan keluarga. Ibadah yang perintah membiasakannya mulai usia anak-anak menjelang remaja hingga tutup usia. Ibadah yang wajib ditunaikan dalam kondisi apapun dan di manapun kita berada. Sebagaimana ia adalah tiang agama. Demikianlah baginda Rasulullah SAW bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الِجهَادُ. ( رواه الترمذي وابن ماجه )
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat, dan puncaknya adalalh jihad.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita, memberi taufik dan hidayah kepada kita, membimbing kita agar bisa mendirikan shalat dengan khusyu dan tuma’ninah, sehingga shalat kita, bukan hanya penggugur kewajiban semata, akan tetapi merupakan ibadah yang penuh makna dan berlimpah pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin. UNS